Virtual Coordinator Training Indonesia
Sejarah dan Perkembangan
Dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Asia Tenggara
dengan menggunakan teknologi
ICT
modern dengan sejumlah besar peserta, dan skala ekonomi
untuk pelaksanaannya, Sekretariat SEAMEO bekerja sama dengan 21 Pusat Regional SEAMEO dan
lembaga eksternal telah
mengembangkan program pengembangan kapasitas yang disebut
“SEAMEO Online Lecture Series and Training Programmes”.
SEAMEO
Online Lecture Series and Training
Programmes bertujuan untuk pengembangan
kapasitas
pembuat kebijakan,
pendidik, praktisi, peneliti, administrator sekolah, dosen, guru, dan siswa di negara-negara Asia Tenggara yang difasilitasi oleh platform
online; khususnya,
WebEx dan
MOOCs, dirancang
untuk
E-learning
dan meningkatkan
pengetahuan. Ditunjang dengan keahlian dosen dan pelatih yang sangat berkomitmen, kuliah dan program pelatihan berbagai topik akademis sudah dan sedang dilaksanakan sepanjang 2017-2018.
Mulai Maret 2017,
Sekretariat
SEAMEO
telah menjalankan program ini sebagai fasilitator utama dan lembaga koordinasi. Ini melibatkan semua tindakan promosi, pendaftaran, hosting / moderasi sesi, dan pembuatan sertifikat; sementara nara sumber dibawa oleh Pusat
SEAMEO yang berkolaborasi dan lembaga eksternal
untuk berbagi pengetahuan mereka.
Sebagai tanggapan terhadap arahan untuk memperluas pengembangan kapasitas untuk skala audiens yang
lebih
besar, SEAMEO Secretariat (SEAMES)
akan menyelenggarakan “Capacity
Building untuk guru-guru Indonesia pada proses dan pengalaman terbaik untuk menjadi Virtual Coordinator pada diklat dalam jaringan.
Kegiatan Virtual Coordinator ini disebut dengan Virtual
Coordinator Training yang di singkat dengan “VCT” yang terus berkembang sejalan
dengan perkembangan kemajuan dan aktifitas kegiatan di seluruh wilayah
Indonesia.
Sejarah VCT Indonesia
Semua berawal dari undangan
Direktur South East Asian Ministers of Education Secretariat (SEAMES) Bangkok
Bapak Gatot Hari Priowirjanto pada Oktober 2018.
Pada Temu Nasional Pelatih (TNP) IGI di Gedung Kemendikbud Jakarta Januari 2018 yang dihadiri oleh Bapak Gatot Hari Priowirjanto selaku Direktur South East Asian Ministers of Education Secretariat (SEAMES) Bangkok dan juga Sebagai salah satu penggagas lahirnya IGI di Indonesia memberi tantangan bagi guru IGI untuk bersiap-siap karena akan diajak ke Bangkok sebanyak 3 guru.
Kesempatan itu 10 orang yang di undang dan hadir dalam kegiatan Rembuknas 2019 adalah, Ibu Siti Zulaiha, S.Pd (SMPN 1 Baturetno), Ibu Umi Tira Lestari,SE.,M.Ak (SMK Ranti Mula), Ibu Dini Siti Anggraeni S.Pd., M.Si(SMK Negeri 1 Bandung), Bapak Mohamad Rifa'i, S.Kom(SMK Alhabibatain Bumiayu
Brebes), Bapak Sarono(SD PLTU Suralaya Wukir Retawu), S.Pd, Bapak Sobirin Ansori,
S.Pd (SDN Pegangsaan Dua 07 Jakarta Utara), Bapak Agus Supriyatna, ST(SMK Yuppentek 5), Bapak Hendra suheri,
S.Pd(SMK N 2 Kota
Solok Sumatera
barat), Bapak Krisantus Ardy Barata, S.Pd(SMP Maria Goretti Semarang), dan Bapak Yohan Adi Setiawan,
S.Kom(SMP Negeri 2 Kalitidu, Bojonegoro). Sehubungan Bapak Krisantus Ardy Barata memiliki agenda yang bedempetan, maka digantikan oleh Bapak Eri Teguh K. (jawa barat).
Pada akhir kegiatan Rembuknas, tim yang 10 berdiskusi dan menyusun pengembangan strategi VCT Indonesia bersama Bapak Gatot dan Ibu dengan menambahkan penetapan SOP pelaksanaan VCT yang akan dilaksanakan dan pengembangan VCT Indonesia dalam bentuk Regional Kerja serta pembenahan bagian bagian dari VCT hingga penambahan materi QR Code. Dimana pada masing masing Regional di koordinir oleh beberapa orang koordinator dan di bantu oleh instruktur - instruktur yang merupakan alumni VCT Indonesia yang telah lulus...
Terimakasih Bapak Gatot yang membawa warna baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Semoga diridhai Allah SWT.
Sumber Informasi : Khairuddin Budiman
Pada Temu Nasional Pelatih (TNP) IGI di Gedung Kemendikbud Jakarta Januari 2018 yang dihadiri oleh Bapak Gatot Hari Priowirjanto selaku Direktur South East Asian Ministers of Education Secretariat (SEAMES) Bangkok dan juga Sebagai salah satu penggagas lahirnya IGI di Indonesia memberi tantangan bagi guru IGI untuk bersiap-siap karena akan diajak ke Bangkok sebanyak 3 guru.
Proses seleksi hanya Bapak Gatot Hari Priowirjanto yang mengetahuinya secara detil. Dari tantangan yang diberikan akhirnya Tiga
guru anggota IGI terpilih dihubungi oleh Bapak Gatot Hari Priowirjanto dan membentuk group WhatsApp agar mudah
berkoordinasi.
Tiga guru tersebut adalah Ibu Siti Zulaiha dari Baturetno Jawa
Tengah, Ibu Umi Tira Lestari dari Bogor Jawa Barat dan Pak Khairuddin Budiman dari Aceh Timur. Pemilihan tiga orang ini tentunya tidak sembarangan. Salah satunya tentu tidak terlepas dari sepak terjang dan track record
dunia maya yang dimiliki oleh ketiga orang pilihan tersebut, menggerakkan guru Indonesia secara konsisten, rutinitas di
acara Web Seminar menggunakan platform Webex dari SEAMEO – Seamolec.
Pak Khairuddin Budiman selaku koordinator Sarasehan Dalam Jaringan (SADAR) IGI yang tayang setiap Rabu Malam, Ibu Siti Zulaiha selaku koordinataor seminar Selasaan yang tayang setiap Selasa Malam.
Lalu Ibu Umi Tira Lestari, siapa yang tidak kenal beliau, hampir seluruh group dunia maya ada beliau. Selalu memiliki waktu untuk mengingatkan jam tayang kegiatan
online video conference. Ibu Umi salah satu kepercayaannya Bapak Gatot untuk urusan pemegang
room Webex Seameo Secretariat. Hampir semua kegiatan online berbasis Video Conference
Webex, selain izin dari Bapak Gatot Hari Priowirjanto juga harus melapor ke bu Umi.
Selain
SADAR IGI, Ibu Umi juga memegang room untuk Sidaring, Maluku Belajar, Kegiatan
kanal Vicon IGI seperti Saguwarna dan sebagainya, bahkan Ibu Umi memegang
peranan penting saat IGI memperoleh penghargaan dari MURI untuk rekor menulis
se Indonesia melalui Menemu Baling.
Awalnya
ketiga orang pilihan Bapak Gatot direncanakan akan di panggil pada berbeda negara berbeda yaitu Malaysia, Thailand dan Singapore. Namun dengan hajat besar Bapak Gatot tentang pembentukan Virtual Coordinator di Indonesia
sehingga ketiga orang plihan dikumpulkan di Bangkok Thailand pada Momen kegiatan WorldDidac Bangkok 2018 di bulan Oktober, even tahunan expo pendidikan
kontemporer yang sejalan dengan revolusi Industri 4.0.
Ketiga orang pilihan Bapak Gatot sampai di Bangkok tanggal 8 Oktober 2018 pagi, dijemput supir Seames, dan diantar ke hotel dan letakkan barang, lalu dibawa kembali ke
Kantor Seames. Saat di ruangan meeting Seames, Pak Gatot, saya,
bu Zul, bu Umi, Pak Achmad Purnomo dan Pak Sajarwo Anggai (Nanang). Dua nama
terakhir merupakan Staff Seames dari Indonesia, muda, energik, cerdas dan tentu
saja sangat santun bersahaja.
Bapak
Gatot menjelaskan tentang apa yang akan lakukan di Bangkok yang berfaedah untuk
guru-guru Indonesia, menjangkau setiap pelosok daerah Indonesia melalui video
conference. Memberi sharing pengetahuan dari guru-guru pintar ke guru-guru lain
dengan lebih masif, karena selama ini SADAR dan Selasaan (dua ikon kanal vicon
paling konsisten) dirasa belum cukup karena hanya tayang satu minggu sekali.
Perlu ada terobosan yang membuat gairah belajar dan kompetensi guru Indonesia
meningkat melalui lintas pengetahuan tak terbatas menggunakan video conference. Bapak Gatot bisa mengusahakan banyak room Webex untuk guru belajar mengelola
secara virtual dan memanfaatkan untuk saling transfer ilmu pengetahuan.
Seluruh
konsep Virtual Coordinator sesungguhnya merupakan konsep Bapak Gatot sebagai
bentuk pengabdiannya untuk Indonesia menjelang akan purna baktinya beliau
sebagai Direktur Seames di Bangkok.
Pak Khairuddin men-translate dokumen Virtual Coordinator Asia Tenggara, mencoba
memahami untaian benang-benang pengikat, memahami Seameo Hub yang bisa
dijadikan landasan jaringan sekolah Asia Tenggara khususnya Indonesia, menyusun
alur yang sesuai dengan kondisi guru dan geografis Indonesia. Lalu mendiskusikan dengan Ibu Sitti Zulaiha dan Ibu Umi Tira Lestari.
3 orang pilihan yang dipanggil ke bangkok yang saat ini dikenal dengan 3 pillar VCT, melakukan penajaman pemahaman Virtual Coordinator, mendiskusikan kondisi
pengelolaan SADAR dan Selasaan, mencoba merumuyskan konsep untuk ruang besar
Indonesia dengan menghadirkan koordinator-koordinator propinsi yang nantinya
akan disupport oleh Bapak Gatot.
Penyusunan alur final pelatihan Virtual
Coordinator Indonesia, menentukan waktu dan jadwal, materi yang disampaikan
serta petugas yang sesuai dengan jadwal tersebut yang selanjutnya kembali didiskusikan dengan Bapak Gatot untuk finalisasi program. Sebagai konseptor, tentu
berpikir pada kondisi ideal, namun jiwa kepemimpinan Bapak Gatot lebih bijak dalam pengambilan
keputusan. Bapak mengingatkan tim, jangan berpikir sempurna dulu, karena tidak
pernah sempurna jika tanpa melalui proses. Jalani saja, kesempurnaan akan mengikuti
proses.
Virtual
Coordinator Training Batch I, Bapak Gatot meminta bapak Khairuddin Budiman untuk memimpin pelatihan
sebagai Koordinator pada bulan November 2018.
Kegiatan Video Conference yang diadakan tanggal 13 s.d 15 November 2018 sebagai penanda Virtual Coordinator resmi hadir
di Indonesia, dimana awal kegiatan inilah sebagai milad VC Indonesia.
Dalam pergerakannya VCT Indonesia terus berbenah, hingga pada pertemuan Rembuknas Kemdikbud 2019, Bapak Gatot mengundang 10 orang penggerak VCT Indonesia untuk mempromosikan dan mengembangkan VCT Indonesia di kegiatan rembuknas 2019 yang dihadiri oleh seluruh kepala Dinas Pendidikan Se Indonesia dengan di tandainya pelaksanaan Video Conference untuk seluruh tenaga pendidik dan kependidikan se Indonesia.
VCT Indonesia terus berkembang hingga memasuki Batch ke IV, Ibu Sitti Zulaiha sukses memimpin mulai dari
Batch II dan Batch III sehingga menghasilkan hampir 2000 guru hebat, dosen,
praktisi pendidikan sebagai trainer dan koordinator daerah yang siap berkolaborasi
dengan pemerintah daerah guna memajukan pendidikan di daerahnya melalui
kegiatan-kegiatan berbasis virtual melalui video conference yang disupport oleh
Seameo, Seamolec, PSMK Kemendikbud.
VC terus berbenah menuju bentuk yang sempurna atas dukungan
teman-teman trainer alumni VCT Indonesia, II, III, dan IV. Teman-teman yang ikhlas berbagi,
berkolaborasi secara harmonis membuat VC ini semakin kuat dan manfaatnya dirasa
semakin berarti.
Terimakasih Bapak Gatot yang membawa warna baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Semoga diridhai Allah SWT.
Sumber Informasi : Khairuddin Budiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar